Hanya Sebuah Curahan Hati dari Saudaramu…

Posted by Ae89 on Sabtu, 08 Mei 2010 | 1 komentar

(Televisi dan Facebook Akhirnya Menjadi Rute Ghibah)
Sekarang ini perkembangan tren teknologi sudah menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Selain membawa dampak positif, namun tak jauh dampak negatif pun banyak bermunculan. Oleh karena itu, mari kita sebagai Muslim selalu membentengi diri dengan senantiasa memperbanyak mengingat Sang Pemilik Cinta dan Kehidupan, Allah SWT.
Sebagai generasi Islam yang akan meneruskan risalah Nabi Muhammad SAW, sudah sepantasnya kita menjadi pribadi yang tangguh. Mampu bertahan pada prinsip kebenaran meski arus negatif mengalir begitu deras.
Nah saudaraku, sekarang ini sedang ramai-ramainya Facebook (FB). Dampak FB atau jejaring sosial lain yang harus diwaspadai adalah: mengenal orang melalui dunia maya yang kadang menggunakan identitas palsu, status palsu. Apakah kita akan percaya begitu saja terhadapnya dengan asal mengg-add atau approve? Sekarang banyak pula bermunculan ikhwan/ akhwat narsis yang dengan PDnya memasang foto-foto yang mungkin hasil manipulasi/ modifikasi supaya terlihat tambah rupawan untuk mencari perhatian,dan yang paling krusial lagi FB justru malah menjadi forum ghibah (menggunjing orang lain) secara besar-besaran, menjadikan FB sebagai tempat berkeluh kesah padahal sebenarnya tempat berkeluh kesah kita hakikinya hanyalah Allah, dan masih banyak lagi.
Masih terkait dengan ghibah di FB, maka biasanya kita mudah terpancing dengan status seseorang. Status tersebut secara langsung maupun tidak langsung meng-ghibah orang lain. Terkadang kita ikut terpancing untuk mengomentari meski niatnya hanya iseng-iseng saja. Namun mau tidak mau, meskipun iseng tapi bisa dipastikan komentar kita sudah termasuk dalam forum per-ghibah-an tersebut.
Begitu pula dengan semakin bervariasinya acara televisi, semakin banyak pula acara-acara yang lebih cenderung pada pergosipan. Gosip sama saja dengan ghibah. Tak jauh-jauh, setiap menonton acara gosip di TV, pasti yang dibahas kejelekan-kejelekan orang, mengintip kehidupan rumah tangga yang seharusnya tidak perlu diketahui oleh orang lain. Pasti yang dibahas tentang perceraian antara si fulan dengan fulani, perselingkuhan si A dengan si Z atau macam lainnya.
Dalam satu riwayat dari Abu Hurairah, terdapat percakapan sahabat dengan Rasululloh. “Apakah ghibah itu?” Tanya seorang sahabat pada Rasululloh saw. “Ghibah adalah memberitahu kejelekan orang lain!” jawab Rasul. “Kalau keadaaannya memang benar?” Tanya sahabat lagi. ” Jika benar itulah ghibah, jika tidak benar itulah dusta!” tegas Rasululloh.
Pernah dikisahkan bahwa Rasulullah mengibaratkan orang yang ber-ghibah (membicarakan keburukan orang lain) seperti orang yang memakan daging saudaranya sendiri. Memakan daging mentah saja kita tidak mau, apalagi memakan bangkai daging manusia mentah-mentah. Bukan hanya itu, dosanya juga berat. Dalam Al Qur’an (QS 49:12), orang yang suka meng-ghibah diibaratkan seperti memakan bangkai saudaranya sendiri. Jabir bin Abdullah ra. meriwayatkan, “Ketika kami bersama Rasululloh saw tiba-tiba tercium bau busuk yang menyengat seperti bau bangkai. Maka Rasul pun bersabda, “Tahukah kalian, bau apakah ini? Inilah bau dari orang-orang yang meng-ghibah orang lain”. (HR Ahmad)
Dalam hadits lain dikisahkan bahwa Rasululloh pernah bersabda, “Pada malam Isra’ mi’raj, aku melewati suatu kaum yang berkuku tajam yang terbuat dari tembaga. Mereka mencabik-cabik wajah dan dada mereka sendiri. Lalu aku bertanya pada Jibril, `Siapa mereka?’ Jibril menjawab, `Mereka itu suka memakan daging manusia, suka membicarakan dan menjelekkan orang lain, mereka inilah orang-orang yang gemar akan ghibah!’ (dari Abu Daud berasal dari Anas bin Malik ra).
Padahal dengan adanya teknologi-teknologi tersebut, para generasi muda bisa memanfaatkannya untuk hal yang lebih berguna seperti misalnya sebagai wadah untuk sharing pengetahuan terutama untuk menyampaikan kebaikan (risalah agama). Namun pada dasarnya sifat remaja adalah menyukai hal-hal yang bersifat happy-happy and enjoy.
Memang sudah kita ketahui bersama bahwa hal-hal yang membawa kita pada suatu pahala merupakan hal-hal yang dirasa memberatkan dan hal-hal yang membawa ke jalan dosa adalah hal-hal yang menyenangkan dan mudah untuk dilakukan. Oleh karena itu,  sebagai umat yang beriman kita harus selalu selektif dan cenderung pada perbuatan yang membawa kita pada hal yang berguna untuk diri sendiri dan maupun sesama.
Oleh karena itu, mari stop pemanfaatan teknologi untuk hal-hal yang negatif. Stop ghibah!. Jauhi topik-topik yang “berbahaya” bagi ummat.